PELAKSANAAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IbM PENGEMASAN DAN
PENYIMPANAN PRODUK PERKEBUNAN BUAH MANGGIS BAGI KELOMPOK TANI LANTANG SEMU BANJAR GALIUKIR KAJA
Oleh :
Tim dari Politeknik Negeri Bali
Anggota Tim:
Dr.Eng. I Gusti Agung Bagus Wirajati, ST, M.Eng.
I Dewa Made Cipta Santosa, ST.,M.Sc, PhD
Made Ery Arsana, ST, MT.
Luh Putu Ike Midiani, ST, MT
A.
Potensi
Produksi Manggis Galiukir
Banjar Galiukir Kaja termasuk
dalam wilayah Desa Kebonpadangan, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, Provinsi
Bali. Desa Kebonpadangan merupakan daerah dataran tinggi dengan curah hujan
yang tinggi pula. Luas wilayah desa Kebonpadangan adalah 15,1322 Km, memiliki
ketinggian 60-700 meter diatas permukaan laut dengan topografi yang
berbukit-bukit.
Dengan didukung oleh lahan
pertanian yang besar, yaitu sekitar 92% dari total penggunaan lahan desa,
penduduk Galiukir menggantungkan hidup pada sektor perkebunan dan pertanian.
Sektor andalan dari perkebunan ini adalah perkebunan kopi, coklat, cengkeh, kelapa,
dan tanaman keras lainnya seperti durian, manggis, dan lain-lain. Dan saat ini
sektor yang sedang dikembangkan dan cukup menjanjikan adalah perkebunan
manggis.
Tanaman Manggis memiliki predikat sebagai “Queen of
fruit”. Buah manggis merupakan tanaman buah tropik eksotik, memiliki keindahan
warna dan kenikmatan rasa sehingga menjadi daya tarik bagi konsumen luar negeri.
Manggis banyak mengandung kalori dan vitamin C, selain itu mengandung protein
buah dan karbohidrat. Dengan segala kelebihan tersebut, buah manggis memiliki
pangsa pasar konsumen lokal dan ekspor yang
tinggi. Sehingga perlu adanya perlakuan yang baik terhadap tanaman buah manggis
ini, baik itu dari pemeliharaan sampai pasca panen untuk meningkatkan mutu dan
produksi.
Gambar 1. Sekretariat Kelompok Tani Lantang Semu
Pada saat panen raya, jumlah produksi manggis di
wilayah kelompok tani mencapai rata-rata 4 ton perhari. Disaat puncak panen ini
harga buah manggis akan mengalami penurunan. Meski harga anjlok, petani tetap
menjual hasil panennya karena buah manggis tak bisa disimpan lama. Hasil panen buah
manggis ini biasanya dijual pada para tengkulak yang datang ke kebun. Hal ini
tentu sangat meresahkan petani, yang mana seharusnya petani mendapatkan hasil
penjualan yang baik disaat panen, namun kenyataannya para petani mendapatkan
harga yang terendah disaat puncak panen buah manggis.
Untuk meningkatkan kesejahteraan anggota petani
melalui kegiatan usaha tani dan pemasaran hasil serta meningkatkan rasa
kebersamaan dan gotong-royong, maka dibentuklah
kelompok tani Lantang Semu. Hingga saat ini kelompok tani Lantang Semu telah
beranggotakan 20 orang petani. Tanggung
jawab kelompok tani ini adalah sebagai motor penggerak bagi petani, tetap
berusaha mencari pasar demi kelancaran produksi hasil pertanian yang ada di wilayah
kelompok.
Gambar 2. Aktivitas petani manggis setelah panen
Secara nasional kabupaten Tabanan merupakan pengahasil
manggis yang terbesar, namun dari segi persentase kualitas produksi, Tabanan
masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Sukabumi. Karena dari total produksi buah
manggis yang ada di Tabanan, baru 10%-nya saja yang bisa diekspor karena
masalah kualitas, sedangkan Sukabumi (Jawa-barat) dari total produksinya, 90%
nya sudah bisa diekspor. Selama ini daerah tujuan ekpor buah manggis adalah
Beijing, Guangzhou, Saudi Arabia, dll dengan total ekspor per tahun 450
ton/tahun yang diambil dari daerah Selbar dan Pupuan, sedangkan untuk Propinsi
Bali sekitar 800 ton/tahun.
Namun pasar ekspor ini akan terganggu jika petani
tidak menjaga kualitas panen buah manggis ini. Buah manggis ini hanya mampu
bertahan selama 3-4 hari. Bila lebih dari itu, buah manggis kurang baik
kualitasnya. Kualitas buah manggis setelah panen dapat dipertahankan dengan
penanganan pasca panen yang baik. Hal ini dilakukan dengan harapan meningkatkan
nilai jual buah manggis tersebut dipasaran. Salah satu kegiatan dari penanganan
pasca panen, yaitu pengemasan dan penyimpanan pada suhu rendah. Pengemasan
dilakukan dengan baik bertujuan untuk mempermudah kegiatan transportasi buah
manggis hingga sampai ke tangan konsumen dan melindungi serta mempertahankan kualitas
buah manggis, sebab selama transportasi terjadi beberapa kerusakan mekanis yang
dapat menurunkan kualitas dan daya simpan buah manggis.
B. Permasalahan Pasca Produksi
Dengan adanya kendala buah manggis yang tidak mampu
mempertahankan kesegarannya bila lebih dari 3-4 hari, menyebabkan petani harus
mengalami kerugian saat puncak panen, sedangkan waktu panen adalah waktu yang sangat
ditunggu oleh para petani.
Permasalahan untuk menjaga dan mempertahankan
kualitas buah manggis dicoba dilakukan agar petani tidak mengalami kerugian di
saat puncak panen. Setelah jangka waktu tertentu diharapkan petani tetap dapat
menjual buah manggis ini dengan kualitas yang masih baik. Perlakuan yang dilakukan adalah menjaga agar
tidak terjadi proses oksidasi pada buah manggis, yang mana proses oksidasi
inilah yang menyebabkan buah manggis menurun kualitasnya. Agar tidak terjadi
proses oksidasi ini, buah manggis hasus dikemas dengan cara menyuntikkan
nitrogen pada kemasannya. Penyuntikan nitrogen ini hanya akan menghilangkan
oksigen dalam kemasan buah manggis, nitrogen tidak akan meracuni buah manggis.
Setelah pengemasan inilah selanjutnya buah manggis dapat disimpan di tempat
penyimpanan bertemperatur rendah untuk mengurangi laju respirasi
pada buah manggis. Dengan dua langkah perlakuan ini buah manggis akan
dapat mempertahankan kesegarannya.
Dengan memperlakukan kedua proses ini pada buah
manggis, untuk kedepannya penjualan buah manggis tidak saja dapat memenuhi
pasar lokal, namun sudah dapat memenuhi pasar ekspor yang selama ini tidak
stabil.
Pemasaran untuk pasar ekspor pun dapat dilakukan
secara mandiri oleh kelompok tani ini melalui media online. Di saat ini
pemasaran online lebih mudah, cepat dan dapat memangkas biaya-biaya
administrasi yang dikenakan selama ini bila melalui pengepul atau tengkulak.
C.
Prosedur dan Pelaksanaan Penyimpanan
Manggis
Prosedur penyimpanan buah manggis segar dengan
pendinginan dan perlakuan tertentu ditentukan sebagai berikut :
a. Pengemasan dengan penambahan nitrogen
Kelompok tani
diberikan pelatihan teknik pengemasan buah manggis dengan menyuntikkan
nitrogen. Kelompok tani akan lebih mandiri dan tidak perlu bergantung pada
tengkulak atau pengepul untuk memasarkan buah manggisnya. Kelompok tani tidak
perlu takut kalau buah manggis akan cepat rusak, karena telah mendapat
pengetahuan tentang pengemasan ini.
b. Tempat penyimpanan dengan temperatur
rendah
Dengan
memberi bantuan tempat penyimpanan dengan temperatur rendah atau lemari
pendingin, produk buah manggis akan dapat bertahan lebih dari 4 minggu,
sehingga petani tidak perlu terburu-buru menjual buah manggisnya dengan harga
rendah pada para tengkulak atau pengepul.
c. Perangkat pemasaran online
Perangkat
pemasaran online akan membantu kelompok tani untuk memasarkan buah manggis ini
lebih mudah, murah dan cepat. Kelompok tani dapat langsung berinteraksi dengan
konsumen, jalur pemasaran akan lebih ringkas yaitu dari produsen langsung ke
konsumen sehingga harga buah manggis tetap stabil dan petani tidak mengalami
kerugian karena permainan harga buah manggis oleh tengkulak atau pengepul.
Pelaksanaan aktivitas
pengabdian kepada masyarakat melalui program Iptek bagi Masyarakat dimulai dengan
sosialisasi sebagai upaya pendekatan antara pelaksana dengan masyarakat petani
manggis di Desa Galiukir dengan harapan akan terjalin hubungan kerja yang baik
yang dilandasi oleh kepentingan yang sama yaitu untuk meningkatkan kualitas buah
manggis hasil panen serta mengembangkan jaringan pemasaran sehingga akan mampu
memberi nilai tambah bagi petani manggis.
Teknologi tepat guna memiliki
ciri utama yaitu berbahan lokal, bisa dilakukan oleh tenaga terlatih dilokal
tersebut, dan memiliki nilai tambah bagi usaha lainnya. Teknologi tepat guna
dibidang ini sebagian sudah menyangkut ciri-ciri tersebut, yakni bernilai
teknik, ergonomis, berbudaya dan bernilai sosial. Dalam penilaian teknik ada pada pemanfaatan
skill atau teknik-teknik pengemasan dan penyimpanan buah manggis. Dalam hal ini
nilai ekonomis juga tergantung di dalamnya dimana penerapan teknologi pengemasan
dan penyimpanan buah manggis sangat sederhana dan sangat mudah untuk
menggunakannya. Melalui penerapan inilah petani buah manggis akan lebih praktis
dan lebih simple dalam mengerjakan pekerjaan tersebut.
No
|
Aspek
|
Luaran Terukur Yang
Diharapkan
|
|
Sebelum Program
|
Sesudah Program
|
||
1
|
Proses pengemasan dan penyimpanan buah manggis
|
Tanpa pengemasan dan penyimapanan yang baik
|
Melakukan pengemasan dan penyimpanan dengan metode baru
|
2
|
Kwalitas buah manggis
|
Cepat busuk
|
Lebih tahan lama
|
3
|
Nilai Ekonomis
|
Waktu penyimpanan pendek
|
Waktu penyimpanan lebih lam
|
4
|
Pemasaran
|
Tradisional
|
Online dan jaringan pemasaran yang lebih luas
|
Luaran utama dari IbM ini adalah terciptanya
mesin penyimpan buah manggis dengan sistem refrigerasi, manajemen pemasaran,
dan pengelolaan keuangan yang lebih baik.
Berikut adalah dokumentasi
kegiatan yang telah dilakukan di lokasi
Kolompok Tani Lantang Semu.
Gambar4.1
Foto bersama masyarakat pengguna mesin penyimpanan buah manggis
Gambar 4.2
Foto instalasi mesin penyimpanan buah
manggis
Gambar
4.3
Foto
modifikasi penambahan alat ukur pada mesin penyimpanan buah manggis
D. Hasil Penyimpanan Manggis dengan
prosedur yang ditetapkan
Photo-photo
hasil penyimpanan